Filsafat Dakwah

Pendekatan Filsafat terhadap Dakwah 

Pendekatan filsafat terhadap studi dakwah dapat diketahui dengan cara menemukan tempat dan orang-orang yang menggunakan filsafat dalam dakwah. Pengetahuan tentang orang-orang yang melakukan pendekatan ini dan mengetahui tempat mereka bisa ditemukan akan memberi kita petunjuk dalam memahami apa yang sedang mereka lakukan. Kita dapat menemukan orang-orang yang menggunakan pendekatan filsafat terhadap dakwah di jurusan-jurusan dakwah, jurusan-jurusan studi agama, jurusan-jurusan teologi dan filsafat Islam, mimbar-mimbar keagamaan, buku-buku filsafat, buku-buku dakwah, buku-buku perbandingan agama. Jadi, tampaknya pendekatan-pendekatan filsafat tidak mempunyai tempat yang tunggal; dan adanya fakta bahwa pendekatan-pendekatan filsafat itu dipergunakan dalam berbagai konteks yang berbeda memberikan kontribusi terhadap perbedaan pendekatan.

Konteks yang berbeda, sekali lagi, akan bermuara pada tidak adanya jawaban yang tunggal yang akan terwujud atau tidak ada kesepakatan yang dapat dicapai. Situasi ini menuntut kita untuk menerima kenyataan bahwa kita sedang membahas suatu wilayah minat yang luas yang secara alamiah akan berakibat pada ketidaksepakatan atau bahkan perselisihan.

Sebagai orang yang tertarik dengan pendekatan filsafat terhadap studi dakwah, menurut Anda, apa yang Anda, pembaca, sedang lakukan? Anda terlibat dalam aktivitas atau sejumlah aktivitas apa? (Jika Anda mau, sebelum membaca, berhentilah sejenak untuk memikirkan tentang ini. Tulislah jawaban anda (di atas selembar kertas.) Jawaban terhadap pertanyaan ini menunjukkan pentingnya konteks dimana seseorang melakukan pendekatan filsafat dalam studi dakwah.

Misalnya, jika Anda adalah mahasiswa dakwah, pendekatan filsafat terhadap studi dakwah yang akan diambil akan terfokus pada persoalan-persoalan koherensi dan konsistensi di seputar konsep tentang ‘Tuhan’, dan berkenaan dengan landasan yang mendukung keyakinan keagamaan, dan justifikasi klaim-klaim keagamaan yang menyatakan suatu makna tentang pribadi-pribadi, dunia dan Tuhan; dan atau terfokus pada kajian tentang hakikat, kedudukan dan fungsi dakwah. Jika Anda adalah mahasiswa dalam program studi perbandingan agama, pendekatan filsafat terhadap dakwah lebih terfokus pada kerangka filosofis pluralisme agama dan implikasinya terhadap orientasi dakwah. Filsafat dalam studi agama (religious studies) lebih menekankan pada pengungkapan dan pemahaman fenomena agama daripada menegaskan bukti dan mengevaluasi kebenaran yang diklaim agama. Jika Anda adalah mahasiswa pada program teologi dan filsafat Islam, pendekatan filsafat terhadadap dakwah mungkin bersifat investigatif dan eksploratif, terfokus pada bagaimana ide-ide dan konsep-konsep dalam sejarah filsafat Islam memungkinkan kita mempunyai pemahaman yang lebih baik terhadap doktrin atau pemahaman yang akurat terhadap pandangan para filosof Muslim tentang dakwah.

Jadi ada dua hal yang muncul. Pertama, kita tidak mungkin dapat berbicara tentang pendekatan filsafat yang tunggal terhadap dakwah: karena terdapat banyak pendekatan filsafat, dan kita harus hati-hati mengidentifikasi secara tepat, pada permulaan, pendekatan apa yang diambil. Kedua, pendekatan yang diambil akan tergantung pada konteks di mana seseorang sedang bekerja. Konteks itu pada tahap yang luas akan menentukan apa yang dipahami seseorang mengenai apa yang dia sendiri lakukan. Dan penting untuk diingat bahwa siapa saja yang menggunakan pendekatan filsafat terhadap studi dakwah harus sadar akan konteks, dan hasil apa yang ingin dicapai. Sekarang, kita sampai pada inti permasalahan; apakah pendekatan filsafat terhadap studi dakwah? Dan apa yang harus dilakukan dakwah terhadap filsafat? Para mahasiswa dakwah mungkin mempertanyakan relevansi filsafat bagi studi mereka. Dalam setiap hal, hubungan antara konteks-konteks di atas dalam keadaan paling baik pun akan bersifat implisit dan kabur, dan dalam keadaan yang paling buruk akan membuat sebagian orang merasa agak curiga dan menolak proyek filsafat dalam studi dakwah. READ MORE