Apakah Masjid Juga Harus Buka seperti Bandara, Pasar & Mall?
Pro Buka Masjid
(1) Pendapat Pejuang Kesetaraan : Equality, Diskriminatif
-Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyesalkan sikap pemerintah yang mencla-mencle terkait penerapan social distancing dan physical distancing. Terlebih ketika pemerintah melarang masyarakat untuk nggak berkumpul di masjid, tapi malah membiarkan orang-orang berkumpul di tempat perbelanjaan, bandara, dan pusat perkantoran saat pandemi Covid-19.
-Mestinya pemerintah harus adil, kalau pasar & mall boleh buka, masjid juga boleh buka jangan ditutup. Atau sebaliknya, kalau masjid ditutup, pasar dan mall juga harus tutup.
-Kalau boleh buka, buka semua asal mematuhi protokol kesehatan.
-Upaya untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona jadi nggak maksimal. Di satu sisi ketat, tapi di sisi lain malah dilonggarkan. Pembatasan tentu menjadi hal yang percuma.
-Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyesalkan sikap pemerintah yang mencla-mencle terkait penerapan social distancing dan physical distancing. Terlebih ketika pemerintah melarang masyarakat untuk nggak berkumpul di masjid, tapi malah membiarkan orang-orang berkumpul di tempat perbelanjaan, bandara, dan pusat perkantoran saat pandemi Covid-19.
-Mestinya pemerintah harus adil, kalau pasar & mall boleh buka, masjid juga boleh buka jangan ditutup. Atau sebaliknya, kalau masjid ditutup, pasar dan mall juga harus tutup.
-Kalau boleh buka, buka semua asal mematuhi protokol kesehatan.
-Upaya untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona jadi nggak maksimal. Di satu sisi ketat, tapi di sisi lain malah dilonggarkan. Pembatasan tentu menjadi hal yang percuma.
(2) Argumen rohaniawan
-Manusia ini terdiri dari ruh dan jasad. Masing-masing membutuhkan asupan untuk bertumbuh kembang. Pemerintah membolehkan toko sembako buka, namun menutup tempat ibadah. Kebutuhan jasmani untuk makan difasilitasi, namun kebutuhan rohani tidak difasilitasi. Manusia perlu beribadah untuk memenuhi kebutuhan rohaninya. Benar-benar kebijakan yang sekuler
-Manusia ini terdiri dari ruh dan jasad. Masing-masing membutuhkan asupan untuk bertumbuh kembang. Pemerintah membolehkan toko sembako buka, namun menutup tempat ibadah. Kebutuhan jasmani untuk makan difasilitasi, namun kebutuhan rohani tidak difasilitasi. Manusia perlu beribadah untuk memenuhi kebutuhan rohaninya. Benar-benar kebijakan yang sekuler
(3) Argumen Sang Pemberani
-Saya cuma takut pada Allah, tidak takut dengan virus corona. Masjid adalah tempat terbaik untuk berlindung dari segala musibah dan bencana.
-Saya cuma takut pada Allah, tidak takut dengan virus corona. Masjid adalah tempat terbaik untuk berlindung dari segala musibah dan bencana.
Kontra Buka Masjid
(1) Argumen Sesat Pikir: Menyamakan Mesjid dengan Pasar
-Beribadah kepada Tuhan itu bisa dilakukan di rumah, karena Tuhan tidak hanya ada di Mesjid, Tuhan juga bisa ditemui di rumah.
-Tapi, bahan pokok tidak tersedia di rumah, adanya di pasar. Coba kalau sembako seperti Tuhan bisa disembah di rumah, kita tidak perlu ke pasar.
-Kan bisa belanja dari rumah via ojek online. Ya, tetap saja harus ada pasarnya yang buka.
-Beribadah kepada Tuhan itu bisa dilakukan di rumah, karena Tuhan tidak hanya ada di Mesjid, Tuhan juga bisa ditemui di rumah.
-Tapi, bahan pokok tidak tersedia di rumah, adanya di pasar. Coba kalau sembako seperti Tuhan bisa disembah di rumah, kita tidak perlu ke pasar.
-Kan bisa belanja dari rumah via ojek online. Ya, tetap saja harus ada pasarnya yang buka.
(2) Argumen Kehormatan Masjid
-Masjid tempat terhormat, jangan sampai orang bilang masjid jadi tempat penyebaran virus corona
-Orang-orang yang benci Islam sedang menunggu-nungu kesempatan menjelekkan Islam. Media sekarang suka membesar-besarkan berita penyebaran virus terkait satu agama tertentu. Tempat ibadah tutup itu bagus, supaya tidak ada stigma bahwa masjid adalah tempat penyebaran virus corona. Anda pernah dengar bagaimana Cluster Goa di Indonesia, Kluster Jamaah Tabligh di India & Malaysia telah membuat citra agama menjadi buruk selama pandemi.
-Masjid tempat terhormat, jangan sampai orang bilang masjid jadi tempat penyebaran virus corona
-Orang-orang yang benci Islam sedang menunggu-nungu kesempatan menjelekkan Islam. Media sekarang suka membesar-besarkan berita penyebaran virus terkait satu agama tertentu. Tempat ibadah tutup itu bagus, supaya tidak ada stigma bahwa masjid adalah tempat penyebaran virus corona. Anda pernah dengar bagaimana Cluster Goa di Indonesia, Kluster Jamaah Tabligh di India & Malaysia telah membuat citra agama menjadi buruk selama pandemi.
(3) Argumen Nakes: Collective Action
-Tutupnya tempat ibadah sangat membantu mengurangi beban para tenaga kesehatan dalam mengurangi pasien covid-19, bukanya dan ramainya pasar dan mall menambah beban tenaga kesehatan karena berpotensi terjadinya penyebaran penyakit virus corona dan membludaknya rumah sakit serta memperpanjang masa penanganan covid-19. Tidak heran, jika tenaga medis protes dengan #indonesiaterserah
-Tutupnya tempat ibadah sangat membantu mengurangi beban para tenaga kesehatan dalam mengurangi pasien covid-19, bukanya dan ramainya pasar dan mall menambah beban tenaga kesehatan karena berpotensi terjadinya penyebaran penyakit virus corona dan membludaknya rumah sakit serta memperpanjang masa penanganan covid-19. Tidak heran, jika tenaga medis protes dengan #indonesiaterserah
Bagaimana dengan Anda, tulis pendapat dan tafsir Anda tentang bukanya pasar, mall, bandara, namun masjid tetap ditutup di kolom komentar. jika ada.
Comments